COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)
adalah audit sistem informasi dan sebagai dasar pengendalian yang dibuat
oleh Information Systems Audit and Control Association (ISACA)
dan IT Governance Institute (ITGI) pada tahun
1992. COBIT Framework adalah standar kontrol yang umum terhadap teknologi
informasi, dengan memberikan kerangka kerja dan kontrol terhadap teknologi
informasi yang dapat diterima dan diterapkan secara internasional.
Pengertian Cobit Menurut Para Ahli
Sukrisno Agoes(2007)
Cobit adalah pemeriksaan yang dilakukan secarakritis dan
sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah
disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan
pembukuan danbukti-bukti pendukungnya, dengan
tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Arensdan Loebbecke(2003)
Arensdan Loebbecke(2003)
Cobit adalah suatu
proses pengumpulan dan pengevaluasian Bahan bukti tentang
informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi
yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk
dapat menentukan danmelaporkan kesesuaian informasi
dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
Auditing seharusnya dilakukan
oleh seorang yang independent dan kompeten
Sasongko(2009)
Sasongko(2009)
Control Objecttive for
Information & Related Technology
(COBIT) adalah sekumpulan dokumentasi best practice
untuk IT Governance yang dapat membantu auditor,
pengguna (user), dan manajemen, untuk
menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan control dan
masalah-masalah teknis IT.
Tanuwijaya dan Sarno(2010)
Tanuwijaya dan Sarno(2010)
COBIT mendukung tata kelola TI dengan menyediakan kerangka kerja
untuk mengatur keselarasan TI dengan bisnis.
Selain itu, kerangka kerja juga memastikan
bahwa TI memungkinkan bisnis, memaksimalkan
keuntungan, resiko TI dikelola secara tepat,
dan sumber daya TI digunakan secara
bertanggungjawab.
COBIT
ini juga bermanfaat diberbagai peran seperti :
- Manajemen, untuk membantu menyeimbangkan antara resiko dan investasi pengendalian dalam sebuah lingkungan IT yang tidak dapat di prediksi.
- User, untuk memperoleh keyakinan atas layanan keamanan dan pengendalian IT yang disediakan oleh pihak internal atau pihak ketiga.
- Auditor, untuk mendukung atau memperkuat opini yang dihasilkan dan memberikan saran kepada managemen atas pengendalian internal yang ada.
- Manajer, bermanfaat dalam keputusan invertasi di bidang TI serta infrastukturnya, menyusun strategi IT plan, menentukan informasi arsitektur dan keputusan atas pengadaan mesin.
Kreteria Informasi berdasarkan
COBIT
Untuk
memenuhi tujuan bisnis informasi perlu memenuhi kriteria tertentu, adapun 7
kriteria informasi yang menjadi perhatian COBIT, yaitu sebagai berikut:
- Effectiveness (Efektivitas). Informasi yang diperoleh harus relevan dan berkaitan dengan proses bisnis, konsisten dapat dipercaya, dan tepat waktu.
- Effeciency (Efisiensi). Penyediaan informasi melalui penggunaan sumber daya (yang paling produktif dan ekonomis) yang optimal.
- Confidentially (Kerahasiaan). Berkaitan dengan proteksi pada informasi penting dari pihak-pihak yang tidak memiliki hak otorisasi/tidak berwenang.
- Intergrity (Integritas). Berkaitan dengan keakuratan dan kelengkapan data/informasi dan tingkat validitas yang sesuai dengan ekspetasi dan nilai bisnis.
- Availability (Ketersediaan). Fokus terhadap ketersediaan data/informasi ketika diperlukan dalam proses bisnis, baik sekarang maupun dimasa yang akan datang. Ini juga terkait dengan pengamanan atas sumber daya yang diperlukan dan terkait.
- Compliance (Kepatuhan). Pemenuhan data/informasi yang sesuai dengan ketentuan hukum, peraturan, dan rencana perjanjian/kontrak untuk proses bisnis.
- Reliability (Handal). Fokus pada pemberian informasi yang tepat bagi manajemen untuk mengoperasikan perusahaan dan pemenuhan kewajiban mereka untuk membuat laporan keuangan.
Komponen Control Objective
Berdasarkan
IT Governance Institute (2012), Framework COBIT disusun dengan karakteristik
yang berfokus pada bisnis (bussiness focused). Pada edisi keempatnya ini, COBIT
Framework terdiri dari 34 high level control objectives dan kemudian
mengelompokan proses tersebut menjadi 4 domain, keempat domain tersebut antara
lain: Plannig and Organization, Acquisition and Implementation, Delivery
and Support, dan Monitoring and Evaluation:
- Planing and Organization (Perencanaan dan Organisasi). Mencakup strategi, taktik dan identifikasi kontribusi terbaik TI demi pencapaian tujuan organisasi.
- Acquire and Implement (Pengadaan dan Implementasi). Untuk merealisasikan strategi TI, perlu dilakukan pengidentifikasian, pengembangan dan perolehan solusi TI, sesuai dengan yang akan diimplementasikan dan diintegrasikan ke dalam proses bisnis.
- Delivery and Support (Pengiriman Layanan dan Dukungan). Domain ini fokus terhadap penyampaian jasa yang sesungguhnya diperlukan, termasuk penyediaan layanan, manajemen keamanan dan kontinuitasnya, jasa dukungan kepada user dan manajemen data dan fasilitas operasi.
- Monitoring (Pengawasan). Domain ini berfokus kepada pengawasan pada proses pengawasan pengelolaan TI pada organisasi serta harus di awasi dan dinilai kelayakannya secara berkala.
Maturity
model adalah
suatu metode untuk mengukur level pengembangan manajemen proses, yang berarti
adalah mengukur sejauh mana kapabilitas manajemen tersebut. Seberapa bagusnya
pengembangan atau kapabilitas manajemen tergantung pada tercapainya
tujuan-tujuan COBIT yang . Sebagai contoh adalah ada beberapa proses dan sistem
kritikal yang membutuhkan manajemen keamanan yang lebih ketat dibanding proses
dan sistem lain yang tidak begitu kritikal. Di sisi lain, derajat dan kepuasan
pengendalian yang dibutuhkan untuk diaplikasikan pada suatu proses adalah
didorong pada selera resiko Enterprise dan kebutuhan kepatuhan yang diterapkan.
Penerapan
yang tepat pada tata kelola TI di suatu lingkungan Enterprise, tergantung pada
pencapaian tiga aspek maturity (kemampuan, jangkauan dan
kontrol). Peningkatan maturity akan mengurangi resiko dan
meningkatkan efisiensi, mendorong berkurangnya kesalahan dan meningkatkan
kuantitas proses yang dapat diperkirakan kualitasnya dan mendorong efisiensi
biaya terkait dengan penggunaan sumber daya TI.
Maturity model dapat digunakan untuk
memetakan :
- Status pengelolaan TI perusahaan pada saat itu.
- Status standart industri dalam bidang TI saat ini (sebagai pembanding)
- Status standart internasional dalam bidang TI saat ini (sebagai pembanding)
- Strategi pengelolaan TI perusahaan (ekspetasi perusahaan terhadap posisi pengelolaan TI perusahaan)
Tingkat kemampuan pengelolaan TI pada skala maturity dibagi
menjadi 6 level :
- Level
0(Non-existent); perusahaan tidak mengetahui sama sekali proses
teknologi informasi di perusahaannya.
- Level
1(Initial Level); pada level ini, organisasi pada umumnya tidak
menyediakan lingkungan yang stabil untuk mengembangkan suatu produk baru,
proses pengembangan tidak dapat diprediksi dan tidak stabil, kinerja
tergantung pada kemampuan individual atau term dan varies
dengan keahlian yang dimilikinya.
- Level
2(Repeatable Level); pada level ini, kebijakan untuk mengatur pengembangan
suatu proyek dan prosedur dalam mengimplementasikan kebijakan tersebut
ditetapkan.
- Level
3(Defined Level); pada level ini, proses standar dalam pengembangan suatu
produk baru didokumentasikan, proses ini didasari pada proses pengembangan
produk yang telah diintegrasikan.
- Level
4(Managed Level); Pada level ini, organisasi membuat suatu matrik untuk
suatu produk, proses dan pengukuran hasil.
- Level 5(Optimized Level); Pada level ini, seluruh organisasi difokuskan pada proses peningkatan secara terus-menerus.
REFERENSI
https://www.kajianpustaka.com/2014/02/pengertian-sejarah-dan-komponen-cobit.html
https://pelajarindo.com/pengertian-cobit-menurut-para-ahli/
http://cobitindo.blogspot.com/2012/01/skala-maturity-dari-framework-cobit.html
http://www.academia.edu/11916067/Aplikasi_Tata_Kelola_dan_Audit_Sistem_Informasi_Menggunakan_Framework_COBIT_pada_domain_DS_dan_ME
Tidak ada komentar:
Posting Komentar